Kalaupun dia menjelaskan ia akan tetap menjadi "si salah" bukan? Apa yang harus ia jelaskan lagi, jika berkata uh saja ia dapat di anggap sebagai pembuat kesalahan besar? Apakah ia akan selalu menjadi "si salah"?
Ini tidak wajar, disaat yang lain dengan giat mencoba menaikkan atau menjaga harga diri anak dan keluarganya, giliran "si salah" yang menjadi bahan bully-an semua keluarganya mungkin bahkan bisa jadi orang tuanya juga menjadi pemeran utamanya. Jika ini wajar beritahu "si salah" bahwa apa yang dia tangisi selama ini tidak benar.
Kalau keluarga adalah salah satu tempat menaruh curahan hati setiap orang, tempat setiap merasa aman, kenapa nasib "si salah" begitu malang? Yang ia rasakan sebaliknya.
Jika orang terdekatnya saja kadang tak menganggapnya ada. Lalu pada siapa "si salah" dapat merasa aman dari ancaman siapapun itu yang dapat melukainya? Apakah setiap orang tidak pernah salah? Hingga hanya ia yang menjadi "si salah"?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar